Selasa, 05 Mei 2015

Latar Belakang Harkitnas


Dipelopori oleh Dr. Wahidin Soedirohoesodo tamatan STOVIA, seorang murid yang cerdas dan pandai. Saat mengunjungi Jakarta dan bertemu dengan pelajar-pelajar STOVIA, ia melontarkan gagasan agar para mahasiswa segera mendirikan organisasi yang bertujuan memajukan derajat bangsa. Kemudian bersama Dr. Sutomo dan para mahasiswa STOVIA seperti Goenawan Mangoenkoesoemo dan Soeraji mereka mendirikan Boedi Oetomo pada hari Minggu tanggal 20 Mei 1908.

Pada rapat-rapat awal Budi Utomo selain mahasiswa STOVIA, hadir juga pelajar sekolah menengah pengrehpraja OSVIA (sekarang pamong praja), pendidikan guru Kweekschool dan sekolah pertanian dan kehewanan (Middelbare Landbowschool en Veartsenij), sehingga pada Juli 1908 jumlah anggota Budi Utomo telah mencapai 650 orang. Karena cukup banyak masyarakat non mahasiswa yang bergabung maka Budi Utomo menjadi “Partai Priyayi Kecil Jawa” yang pada akhir 1909 beranggotakan kurang lebih 10.000 orang.

Budi Utomo dianggap sebagai simbol perjuangan Indonesia. Namun setelah ditelaah Budi Utomo ternyata tak layak menjadi simbol kebangkitan bangsa Indonesia. kenapa ??? hal ini di dasari Bahwa keputusan konggres Budi Oetomo di Surakarta tahun 1928, justru menolak pelaksanaan cita – cita persatuan Indonesia. Bahkan cenderung Budi Oetomo mendukung pemerintah kolonial dengan bersikap lakunak koperatif.

Disebutkan pula dalam buku itu (api sejarah) Karangan Ahmad Mansyur Suryanegara bahwa Budi Oetomo adalah organisasi eksklusif bagi suku Jawa dan asing (Europe dan Cina).Boleh dibilang Budi Oetomo merupakan anak kesayangan Belanda. Karena sifat feodal yang mengarah pada salah satu suku bangsa masih kental dalam struktur keorganisasian. Cita – cita kemerdekaan pun bukan tujuan organisasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar